Rabu, 08 Februari 2012

Tak banyak belanja, Indonesia kehilangan momentum

JAKARTA. Indonesia kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi karena belanja pemerintah yang tidak terserap maksimal. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, tahun 2011 lalu seharusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dari 6,5%. Namun, akibat belanja pemerintah yang tidak maksimal, Hatta bilang Indonesia kehilangan 0,1%-0,2% pertumbuhan ekonomi. “Harus kita akui, kita harusnya bisa lebih dari itu, kalau APBN memiliki tendangan yang baik. Tendangan yang baik itu kalau belanjanya baik,” ujar Hatta di kantornya, Senin (6/2). Kalau serapan belanja modal ini bisa diperbaiki, kata Hatta, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi tahun lalu bisa mencapai 6,6%. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan pembentukan produk domestik bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.931,3 triliun. PDB 2011 bisa dilihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,7%, konsumsi pemerintah 3,2%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB)8,8%, ekspor 13,6%, dan impor 13,3%. Distribusi PDB-nya adalah 54,6% konsumsi rumah tangga, 9% belanja pemerintah, 32% PMTB, 26,3% ekspor, serta impor 24,9%. Hatta menjelaskan, tahun ini sumbangan PDB masih akan terdorong dari ekspor, belanja masyarakat, belanja pemerintah, dan investasi. “Belanjanya harus kuat. Jangan duitnya mangkrak di BI. Nanti bisa tidak berputar,” kata Hatta. Catatan saja, Komite Ekonomi Nasional (KEN) pernah mencatat, setiap Rp 100 triliun dana sisa yang berada di BI dapat membuat Indonesia kehilangan potensi pertumbuhan sebesar 0,7%. Hatta mengatakan, sejauh ini ekspor dan investasi masih menyumbang PDB dengan cukup optimal. Dia pun optimistis, target penyerapan tenaga 450 ribu per orang 1% pertumbuhan dapat dicapai. Hatta menilik dari kondisi 2010 lalu, dengan pertumbuhan 6,1% telah menciptakan lapangan kerja 3,3 juta. “Tapi ingat, penciptaan tenaga kerja tidak hanya murni dari pertumbuhan saja. Tetapi juga dari social protection, 4 cluster, sehingga menahan orang untuk tidak menganggur, bekerja karena mendapatkan modal dan sebagainya,” tandasnya. Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Armida S. Alisjahbana mengatakan, kalau ingin pertumbuhan Indonesia di atas 6,5%, harus ada strategi khusus untuk menggenjot investasi. “Investasi itu pertumbuhannya 8,8% itu tertinggi lo, kalau pertumbuhan mau 6,7% investasinya harus 11%,” ujarnya. Berdasarkan kajian Bappenas, untuk mencapai pertumbuhan 6,7% pada 2012, konsumsi masyarakat harus tumbuh 5,2%, konsumsi pemerintah tumbuh 6,8%, ekspor tumbuh 10,2%, dan PMTB tumbuh 11,5%. Armida melanjutkan, untuk mengurangi disparitas antarwilayah pendorong pertumbuhan, proyek pembangunan MP3EI akan lebih didorong tahun ini. “Untuk investasi memang masih berat, tetapi bukan berarti tidak bisa,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photo Kegiatan 16 Mei 2012 di Aula Gerkopin Jatinangor